Omar Marmoush, Matheus Nunes dan Taktik 2-3-5 Pep Guardiola

Omar Marmoush, Matheus Nunes dan taktik 2-3-5 Pep Guardiola yang saat ini telah menjadi salah satu topik menarik dalam dunia sepak bola modern.

Omar Marmoush, Matheus Nunes dan Taktik 2-3-5 Pep Guardiola

Kedua pemain, Marmoush dan Nunes, telah menunjukkan potensi besar dalam karier mereka masing-masing. Marmoush, yang dikenal dengan kecepatan dan keterampilan dribblingnya, serta Nunes, yang memiliki kemampuan teknik dan visi permainan yang tinggi.

Saat ini menjadi dua sosok yang dapat berkontribusi signifikan dalam sistem permainan yang diusung oleh pelatih terkemuka seperti Guardiola. Ikuti terus informasi menarik lainnya seputaran sepak bola yang telah kami rangkum di .

Profil Omar Marmoush

Omar Marmoush, lahir pada 7 Februari 1999, adalah seorang penyerang berbakat asal Mesir yang saat ini bermain untuk Eintracht Frankfurt di Bundesliga Jerman. Dengan tinggi badan 1,83 m, Marmoush memiliki fisik yang mendukung permainan agresif dan cepat di lini depan.

Selama karirnya, ia telah menunjukkan performa luar biasa, termasuk mencetak lebih dari 20 gol dalam satu musim, yang menjadikannya salah satu pemain yang paling dicari di Eropa saat ini. Kemampuan tekniknya, terutama dalam hal dribbling dan penyelesaian akhir, membuatnya menjadi ancaman serius bagi pertahanan lawan.

Sejak memulai karir profesionalnya di Wadi Degla pada tahun 2016, Marmoush telah mengalami perkembangan pesat. Setelah tampil mengesankan di level junior, ia pindah ke VfL Wolfsburg di Jerman, di mana ia terus mengasah keterampilannya. Di Wolfsburg, ia melakukan beberapa peminjaman ke klub-klub lain, termasuk FC St.

Pauli dan VfB Stuttgart, sebelum akhirnya kembali ke Wolfsburg dan mendapatkan tempat di tim utama. Penampilannya yang solid membawa dia ke Eintracht Frankfurt pada tahun 2023, di mana ia menjabat sebagai salah satu penyerang kunci dan berkontribusi signifikan dalam serangan tim.

Marmoush dikenal tidak hanya karena kemampuan mencetak golnya, tetapi juga karena kemampuannya dalam menciptakan peluang bagi rekan setim. Gerakan dinamis dan kecepatannya dalam bertransisi dari pertahanan ke penyerangan adalah aset berharga dalam sistem permainan.

Baca Juga: Ole Gunnar Resmi Latih Besiktas, Apakah Casemiro dan Rashford Bergabung?

Ide Taktik 2-3-5 Pep Guardiola

Ide Taktik 2-3-5 Pep Guardiola

Taktik 2-3-5 yang diterapkan oleh Pep Guardiola merupakan evolusi dari formasi sepak bola tradisional yang dikenal sebagai sistem menyerang. Dalam pendekatan ini, Guardiola menempatkan dua bek pusat yang dikombinasikan dengan tiga gelandang, di mana lima pemain di lini depan berfungsi untuk menciptakan berbagai opsi serangan.

Formasi ini memungkinkan tim untuk memanfaatkan seluruh lebar lapangan, membuat pergerakan cepat yang tidak hanya sulit dibaca oleh lawan tetapi juga efektif dalam mengalirkan bola dengan kecepatan tinggi. Penggunaan formasi ini bertujuan untuk mendominasi penguasaan bola dan mengendalikan permainan.

Pada saat tim menyerang, formasi ini akan bertransformasi menjadi 3-2-5, di mana satu bek akan bergeser ke tengah untuk membantu menguasai lini tengah, sementara dua bek lainnya melindungi pertahanan. Dalam struktur ini, Guardiola sering kali menekankan pentingnya kreativitas di sektor tengah.

Memanfaatkan gelandang untuk beroperasi sebagai pengatur permainan dengan kemampuan untuk melakukan penetrasi ke dalam area lawan. Dengan mengandalkan teknik pemain yang unggul dan kecepatan berpikir, tiap pergerakan direncanakan untuk memaksimalkan peluang mencetak gol, menciptakan situasi satu lawan satu yang menguntungkan.

Kunci dari taktik ini adalah keseimbangan antara serangan dan pertahanan. Guardiola sangat memperhatikan risiko yang dihadapi tim ketika kehilangan bola setelah menyerang. Oleh karena itu, ia menerapkan prinsip menekan tanpa tekanan, di mana pemain yang kehilangan bola akan segera melakukan tekanan untuk merebutnya kembali.

Perjalanan Karir Matheus Nunes

Matheus Nunes, lahir pada 27 Agustus 1998 di Rio de Janeiro, Brasil, memulai perjalanan karir sepak bolanya di klub lokal Ericeirense pada tahun 2012. Setelah menunjukkan bakatnya di level junior, ia kemudian melanjutkan kariernya di tim cadangan Ericeirense sebelum pindah ke Estoril, di mana ia mengawali debutnya di tim senior pada tahun 2018.

Di Estoril, Nunes berhasil menarik perhatian karena dedikasinya dan kemampuan bermainnya yang menjanjikan. Sebelum akhirnya bergabung dengan Sporting CP pada Januari 2019 dengan biaya transfer sekitar €500.000. Di Sporting CP, Nunes berkembang pesat dan menjadi salah satu gelandang paling menonjol di Primeira Liga.

Selama waktu bersamanya di klub tersebut, ia berkontribusi besar dalam membawa tim meraih gelar Primeira Liga serta Piala Liga Portugal secara berurutan pada tahun 2021 dan 2022. Keterampilan teknisnya, kemampuan bertahan yang solid, dan visi permainan yang baik membuatnya menjadi bagian penting dari skuat yang meraih kesuksesan.

Bahkan dinobatkan sebagai anggota Tim Terbaik Primeira Liga pada tahun 2022. Pada Agustus 2022, Nunes melakukan langkah besar dalam kariernya dengan bergabung bersama Wolverhampton Wanderers di Liga Premier Inggris seharga £38 juta, yang merupakan rekor transfer klub.

Setelah satu musim yang solid di Wolverhampton, ia semakin menonjolkan kemampuannya di pentas internasional. Termasuk debutnya bersama tim nasional Portugal di tahun 2021 dan tampil di Piala Dunia FIFA 2022.

Peran Marmoush di Sistem 2-3-5

​Omar Marmoush memainkan peran penting dalam sistem 2-3-5 yang diterapkan oleh Pep Guardiola dengan Manchester City. Dalam formasi ini, dia beroperasi lebih sebagai dalam ke depan daripada sekadar winger atau gelandang serang. Memungkinkan dia untuk berinteraksi langsung dengan penyerang utama seperti Erling Haaland.

Dengan kemampuan dribbling dan kecepatan yang dimiliki, Marmoush dapat menarik perhatian bek lawan. Ini menciptakan ruang bagi rekan-rekan tim lainnya untuk bergerak dan mengakses area berbahaya. Gerakan dinamisnya di lapangan tidak hanya efektif dalam menciptakan peluang. Tetapi juga dalam mengalihkan fokus pertahanan lawan ke arahnya, sehingga membuka celah bagi pemain lain.

Dalam sistem menyerang 2-3-5, Marmoush memiliki tanggung jawab untuk melakukan penetrasi cepat dan memanfaatkan setiap kesempatan untuk serangan balik. Dengan kecepatan dan ketepatan gerakan yang baik, dia mampu melakukan akselerasi yang membahayakan pertahanan lawan.

Terlebih saat City melakukan transisi dari bertahan ke menyerang. Peran ini sangat penting dalam filosofi Guardiola yang berfokus pada penciptaan peluang dengan permainan langsung dan efektif. Marmoush tidak hanya menjadi pencetak gol, tetapi juga berfungsi sebagai penghubung yang mengalirkan bola ke area serangan dengan pergerakan cerdasnya.

Lebih dari sekadar aspek menyerang, kontribusi Marmoush juga terlihat dalam proses pertahanan. Dalam taktik menekan tanpa tekanan yang diterapkan Guardiola. Dia berperan aktif dalam menekan bek lawan dan berusaha merebut kembali bola secara cepat setelah kehilangan penguasaan. Dengan cara ini, dia membantu tim mempertahankan penguasaan bola dan mengurangi risiko serangan balik dari lawan.

Kesimpulan

​Omar Marmoush dan Matheus Nunes adalah dua pemain yang sangat menjanjikan dalam ide taktik 2-3-5 Guardiola.​ Marmoush membawa kecepatan dan kreativitas yang dibutuhkan untuk menarik dan mengacaukan pertahanan lawan, sementara Nunes memberikan kestabilan dan kemampuan legenda dalam penguasaan bola di lini tengah.

Dengan formasi ini, Guardiola dapat mengoptimalkan potensi serangan tim. Ia menciptakan permainan yang tidak hanya dominan tetapi juga sangat menarik untuk ditonton. Seiring dengan perkembangan taktik Guardiola dan penyesuaian pemain dalam formasinya. Masa depan tampak cerah bagi Marmoush dan Nunes untuk menjadi bagian integral dalam menciptakan keberhasilan tim di pentas sepak bola tertinggi.